Puan Maharani: Santri Adalah Calon Pemimpin Indonesia
Diterbitkan Rabu, 21 September, 2022 by NKRIPOST
NKRIPOST, BEKASI – Ketua DPR RI (H.C) Puan Maharani mengingatkan agar para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur’an wal Hadits yang berada di Kota Bekasi, Jawa Barat, belajar dengan baik agar bisa memberikan pengabdian terbaiknya untuk bangsa dan negara. Kedatangan Puan disambut seribuan santriwan/santriwati yang menyenandungkan salawat Yaa Lal Wathan.
Didampingi pengasuh Ponpes Mahasina, Drs KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Badriyah Fayumi, Puan menyapa para santri. “Para santri adalah calon pemimpin Indonesia,” ucap Puan di Ponpes Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Pondok Gede, Bekasi, Rabu (21/9/2022).
Untuk diketahui, Ponpes Mahasina Darul Qur’an wal Hadits mengusung konsep ‘Pendidikan Terintregasi Kader Ulama, Pemimpin Bertakhlak Qur’ani dan Berwawasan Kebangsaan’. Maksud dari pendidikan terintegrasi adalah adalah pendidikan terpadu, terhubung, terkait dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu pendidikan Pondok Pesantren, MTs, dan MA.
BACA JUGA:
Puan Maharani Diajak Prabowo Subianto Naik Kuda, Berbincang Empat Mata
Kecemasan Seorang Ibu yang Anaknya Jadi Korban Kekerasan dan Penipuan Kerja Migran di Kamboja
Nadia: Bagikan Sembako Bagian Dari Wujud Syukur DPD KNPI DKI Jakarta Untuk Warga
Menurut pengasuh Ponpes, salah satu program di Pondok Pesantren ini adalah kepemimpinan dan karakter. Ponpes Mahasina pun memberikan pendidikan tanpa diskriminasi sehingga para santri yang belajar di pesantren tersebut datang dari berbagai latar belakang.
“Saya gembira ada pendidikan karakter dan kebangsaan di Pesantren Mahasina. Tidak ada diskriminasi juga saya sangat senang. Kita akan ikut bantu agar pesantren ini makin berkembang,” kata Puan.
Semua santri Ponpes Mahasina lulus pendidikan formal setingkat Tsnawiyah dan Aliyah (SMP/SMA). Tahun lalu, 100 persen lulusan Aliyah Ponpes Mahasina lolos perguruan tinggi negeri (PTN). Puan juga memuji para santri Ponpes Mahasina yang Tahfidz dan Tahfidzul Quran. Mereka juga hafal kitab kuning dan menguasai Bahasa Inggris dan Arab. Setiap tahun santri yang menempuh pendidikan di Ponpes Mahasina bertambah, dari yang hanya 17 santri di tahun 2016, sekarang sudah lebih dari 1.000 orang.
Dalam kesempatan tersebut, seorang santriwati bernama Halimatul Syadiah menyatakan ingin menjadi seperti Puan. Ia lalu bertanya bagaimana resep untuk bisa menjadi perempuan yang sukses.
“Karena ada yang anggap perempuan di bawah laki-laki jadi enggak pede untuk tunjukkan kemampuannya,” ungkap Halimatul yang meminta Kitab Dalilil Falihin (inti dari Kitab Riyadus Salihin) kepada Puan.(dpr)