NKRI Besar Bukan Karena Persamaan, Tapi Karena Perbedaan Yang di Satukan
Diterbitkan Minggu, 3 April, 2022 by NKRIPOST
Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri. Kesetaraan tak sebatas harapan. Keduanya adalah pola pikir, kerja dan suara nurani yang berdiri pada satu prinsip, manusia saling memperkaya dalam setiap dimensi dan dinamika hidupnya.
Semua manusia memiliki harapan, untuk kehidupan yang baik maupun tentang menggapai cita-cita dengan satu tujuan akhir kebahagiaan. Tetapi tidak semua manusia peduli pada perubahan dan kesetaraan.
Menggali dan merefleksikan setiap nilai warisan para pendahulu bangsa harus menjadi sebuah upaya tanpa henti, sebab yang dibutuhkan dalam keseharian adalah implementasi nilai-nilai itu dalam setiap tindakan.
Mengenal diri sebagai bagian dari Indonesia saja tidak cukup. Dibutuhkan transformasi terus menerus sejalan dengan putaran waktu. Upaya mengimplementasikan setiap nilai kebangsaan dalam perilaku sebagai wujud mengisi kemerdekaan sekaligus memperkokoh persatuan.
BACA JUGA:
Siapa Sajakah The Founding Fathers yang Merumuskan Pancasila?
Simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia adalah negara besar yang terdiri dari 17.000 pulau, beragam suku-bangsa, bahasa, agama dan kepercayaan serta adat istiadat yang melekat. Kesadaran akan keragaman itu sudah ada sejak zaman dahulu hingga semangat nasionalisme digaungkan oleh sekelompok pemuda yang kemudian bersumpah demi persatuan dan kesatuan dalam Sumpah Pemuda.
Namun, realitas dunia kini dengan kemajuan peradaban manusia memungkinkan ragam peristiwa terjadi seperti perang, konflik ideologi dan tantangan lain dalam setiap sektor kehidupan. Paradoks kehidupan modern harus disikapi dengan memperkuat pemahaman kita sebagai bagian dari Indonesia yang beragam.
Dalam realitas keberagaman, kesadaran akan kesatuan harus menjadi sebuah keniscayaan. Kesadaran tersebut menjadi landasan untuk menanam dan mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan.
Bahwa keragaman itu memperkaya dan merupakan anugerah mesti terealisasi dalam cara hidup berbangsa dan bernegara. Sebab insan yang merdeka dan berbudaya senantiasa menempatkan derajat dan martabat kemanusiaan sebagai yang utama.
Belajar dari setiap peristiwa global, komitmen untuk membumikan nilai-nilai kebangsaan mesti terus diperkuat.
Kita memiliki Pancasila sebagai filosofi kehidupan berbangsa, mampu menjadi tameng menghadapi ragam tantangan masa kini dan masa depan.
Tugas kita adalah memaknai dan mengimplementasikan setiap nilai dalam tindakan.***
NkriPost – Purnomo.